Minggu, 06 Juli 2025
Khotbah dari Kitab Ayub12: 7-10 Tema : Belajar dari Ciptaan Lain By Pnt. Theresya Rara Winarni
Bpk/Ibu/Sdr/anak-anak yang diberkati Tuhan
Renungan kita pada malam hari ini adalah rangkaian percakapan ataupun boleh juga perdebatan antara Ayub dengan para sahabatnya.
Dalam pasal 11 salah satu nama sahabat Ayub itu adalah Zofar.
Percakapan ataupun perdebatan antara Ayub dengan teman-temanya itu adalah seputar ”Hikmat Allah”
Kalau kita lakukan kilas balik kitab Ayub di pasal-pasal sebelumnya, terlihat bahwa teman-teman Ayub itu memahami bahwa agama tradisional itu mengajarkan kalau orang baik itu pasti akan mendapatkan ganjaran dan orang jahat itu akan mendapatkan hukuman. Orang baik itu hidupnya selalu mulus-mulus saja dan orang jahat itu hidupnya pasti penuh penderitaan’
Dengan pemahaman seperti itu, maka teman-teman Ayub itu lalu mengklaim Ayub, bahwa penderitaan yang dialami oleh Ayub itu sebagai bentuk hukuman Allah kepada Ayub itu sebagai bentuk hukuman Allah kepada Ayub karena dosa-dosa kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh Ayub.
Pandangan teman-temannya yang seperti itu, jelas-jelas ditentang oleh Ayub.
Menurut Ayub, pandangan teman-temannya itu sangat dangkal karena Ayub merasa tidak melakukan kejahatan dan memang tidak seharusnnya mendapatkan hukuman yang seberat itu.
Ayub merasa telah melakukan, hal-hal yang baik dihadapan Allah. Maka ketika petaka menghampiri dirinya... anak-anak dan kekayaannya lenyap seketika, Ayub berkeluh kesah kepada Tuhan dan katanya, ya Allah kutukilah hari kelalaianku.
Ayub katakan lagi kepada Tuhan, mengapa aku tidak mati ddalam rahim ibu atau putus nyawa pada saat kelahiranku
Tetapi sekalipun Ayub berkeluh kesah dengan penderitaan berat seperti itu, Ayub tetap pasrah kepada rencana Tuhan,seraya menyatakan : Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan,
Bpk/Ibu/Sdr yang diberkati Tuhan.
Seperti yang telah saya sampaikan didepan pasal 12 yang menjadi renungan kita pada malam hari ini adalah bingkai rangkaian percakapan antara Ayub dengan teman-temannya ”bertanyalah kepada binatang, engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung diudara engkau akan diberikan ketenangan.
Disini Ayub mau menggambarkan tentang hikmat dan kekuasaan Allah yang sangat besar dan tak terbatas, diantaranya adalah kehidupan binatang dan burung-burung di udara.
Kehidupan unta di padang pasir misalnya.
Bpk/Ibu/Sdr
Unta memiliki ”punuk”
Punuk unta itu berfungsi menyimpan cadangan lemak yang dapat dipecah menjadi air dan energi jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
Oleh sebab itu unta mampu bertahan hidup, walaupun berminggu-minggu tanpa minum air dan makan
Unta dapat minum air sebanyak 100 liter hanya dalam 3 menit.
unta juga memiliki bantalan yang tebal dilutut, kaki dan dada.
Bantalan itu kasar dan tahan panas; sehingga unta dapat berbaring atau beristirahat dipadang pasir yang panas tanpa terbakar ataupun terluka.
Unta juga memiliki kaki yang besar dan lebar. Sehingga unta dapat berlari dipadang pasir tanpa tenggelam dipadang pasir sekalipun unta juga dibebani barang-barang yang berat.
Unta memiliki bulu mata yang panjang dan kelopak mata ketiga untuk melindungi mata unta kemasukan pasir.
Unta memiliki bibir yang tebal sehingga memungkinkan makan dan mengunyah makanan/tumbuhan yang berduri tanpa mengakibatkan luka.
Bp/Ibu/Sdr
Gambaran yang singkat tentang unta tadi mau menjelaskan kepada kita, bahwa betapa besar hikmat kuasa Tuhan dalam menciptakan binatang seperti unta itu, Di padang pasir yang sangat kering dan ekstrim seperti itu; Allah memperlengkapi tubuh untuk secara sempurna, sehingga unta dapat hidup dan bahkan berkembang biak.
Cerita binatang seperti unta itulah juga yang sepertinya mau diceritakan oleh Ayub kepada teman-temannya akan besarnya hikmat dan kuasa Tuhan.
Ayub juga ibgin menggambarkan kehidupan burung diudara.
Saya ambil contoh burung Frigate dan burung layang-layang
Burung ini bisa terbang berminggu-minggu tanpa menyentuh tanah.
Burung frigate bisa tetap berada di udara lebih dari 2 bulan tanpa menyentuh tanah.
Burung ini memanfaatkan angin untuk melayang lebih lama tanpa harus mengepakkan sayap terlalu sering.
Burung-burung ini punya cara unik menghemat energi selama penerbangan yang panjang.
Mereka sering naik ke ketinggian tertentu, lalu meluncur turun perlahan sambil tidur sejenak.
Teknik ini membantu mereka tetap bergerak maju tanpa mengeluarkan tenaga ekstra.
Dengan strategi ini, mereka bisa mencapai tujuan tanpa kelelahan berlebihan meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh.
Tidur sambil terbang bukan Cuma soal menutup mata dan berharap tidak jatuh, tetapi juga harus menemukan posisi yang tepat agar tetap stabil saat melayang
Bpk/Ibu/Sdr
Gambaran keunikan seperti burung frigate seperti itu juga yang mana digambarkan oleh Ayub tentang kuasa dan hikmat Allah yang tak terbatas.
Gambar tentang betapa besar hikmat dan kuasa Allah juga bisa dilihat dari bumi dan ikan di laut seperti yang di maksudkan dalam ayat 8.
Ayub seperti mau katakan kepada teman-temannya, bahwa kalau mau lihat kebesaran kuasa dan hikmat Allah maka lihatlah bumi dan ikan di laut.
Bpk/Ibu/Sdr yang terkasih
Bumi adalah tempat kehidupan; dibumi lah tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan hidup yang menghasilkan bahan-bahan makanan bagi makhluk hidup.
Dari dalam bumilah air mengalir yang dibutuhkan untuk kehidupan setiap makhluk termasuk ikan-ikan.
Dari perut bumi juga menghasilkan bahan-bahan pertambangan, minyak, emas, perak, tembaga, aluminium dll yang berguna untuk menopang kehidupan.
Bahkan dari bumilah, manusia diciptakan oleh Allah dari debu tanah.
Dan bumi dengan isinya itu semuanya adalah ciptaan Allah.
Jadi Ayub mau katakan, bahwa kalau mau mengenal Allah, lihatlah bumi dan segala isinya termasuk ikan-ikan semuanya itu adalah ciptaan Allah.
Bpk/Ibu/Sdr yang diberkati Tuhan
Jadi apakah yang kita dapatkan dari renungan firman Allah pada sore/malam hari ini?
Bpk/Ibu/Sdr
Mengenal kebesaran kuasa dan hikmat Allah tidak melulu kita dapatkan dari kitab suci, atau alkitab saja.
Mengenal dan memahami kebesaran Allah dapat kita peroleh dari ciptaan Allah termasuk didalamnya, binatang, burung diudara, bumi, ikan dan bahkan juga ciptaan Allah lainnya seperti yang saya sampaikan itu.
Betapa besar hikmat dan kuasa Allah pencipta alam semesta beserta segala isinya itu.
Lalu kenapa seringkali kita umat ciptaan Allah ini sering meragukan hikmat dan kuasa Allah, ketika misal gumul kita tidak dijawab oleh Allah.
Dari renungan firman Allah pada sore/malam hari ini sudah seharusnya kita menaruh kepercayaan penuh atas hikmat dan kuasa Allah.
Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, hikmat dan kuasaNya jauh lebih besar dari gumul kita,
Bpk/Ibu/Sdr
Hidup ini memang berat seperti kata Ayub : ”Bukankah manusia harus berjuang dibumi, dan hari-harinya seperti buruh upahan”
Hidup ini memang berat Bpk/Ibu/Sdr layaknya kita itu seperti buruh upahan,
Tetapi hal itu tidak harus kepercayaan kita kepada Allah sang pemilik kehidupan kita.
Walaupun hidup ini berat , tetapi kita dapat katakan seperti kata Ayub : ” Allah lah hikmat dan kekuatan; Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. Dialah kuasa dan kemenangan” Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar